-->

Dunia Maya

Konflik antara Hati dan Otak !

  • Home
  • About
  • Archive
    • Dropdown
    • Dropdown
    • Dropdown
    • Dropdown
  • Comments
Select Page
  • Recent Posts
  • Recent Comments
Searching...
Maret 05, 2010
Dvallen
Jumat, Maret 05, 2010
1 comments
All Posts Indonesian Stories

JUGUN IANFU (Wanita Korban Pemuas Nafsu Serdadu Jepang)

Home » All Posts » Indonesian Stories » JUGUN IANFU (Wanita Korban Pemuas Nafsu Serdadu Jepang)
Jugun ianfu adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada wanita penghibur (bahasa Inggris comfort women) yang terlibat dalam perbudakan seks selama Perang Dunia II di koloni Jepang dan wilayah perang.
Jugun ianfu merupakan wanita yang dipaksa untuk menjadi pemuas kebutuhan seksual tentara Jepang yang ada di Indonesia dan juga di negara-negara jajahan Jepang lainnya pada kurun waktu tahun 1942-1945.



Menurut riset oleh Dr. Hirofumi Hayashi, seorang profesor di Universitas Kanto Gakuin, jugun ianfu termasuk orang Jepang, Korea, Tiongkok, Malaya (Malaysia dan Singapura), Thailand, Filipina, Indonesia, Myanmar, Vietnam, India, Indo, Belanda, dan penduduk kepulauan Pasifik. Jumlah perkiraan dari jugun ianfu ini pada saat perang, berkisar antara 20.000 dan 30.000. Pengakuan dari beberapa jugun ianfu yang masih hidup jumlah ini sepertinya berada di batas atas dari angka di atas. Kebanyakan rumah bordilnya berada di pangkalan militer Jepang, namun dijalankan oleh penduduk setempat, bukan militer Jepang.

Menurut riset Dr. Ikuhika Hata, seorang profesor di Universitas Nihon. Orang Jepang yang menjadi jugun ianfu ini sekitar 40%, Korea 20%, Tionghoa 10%. Dan 30% sisanya dari kelompok lain.

Di Indonesia

Para perempuan Indonesia biasanya direkrut menjadi jugun ianfu berdasarkan paksaan (diambil begitu saja di jalan atau bahkan di rumah mereka), diiming-imingi untuk sekolah ke luar negeri, atau akan dijadikan pemain sandiwara (seperti yang terjadi pada ikon perjuangan jugun ianfu asal Indonesia, Ibu Mardiyem).

Sampai saat ini, para mantan jugun ianfu masih merasakan trauma psikologis dan gangguan fungsi fisik akibat pengalaman pahit yang pernah mereka alami. Belum lagi masyarakat yang tidak memperoleh informasi dengan benar, justru menganggap mereka sebagai wanita penghibur (tanpa paksaan).

Rumah bordil sebagai bagian dari kebijakan militer Jepang

Penelitian sejarah ke dalam pemerintah Jepang mencatat beberapa alasan untuk pendirian rumah bordil militer. Pertama, penguasa Jepang mengharapkan dengan menyediakan akses mudah ke budak seks, moral dan keefektivan militer tentara Jepang akan meningkat. Kedua, dengan mengadakan rumah bordil dan menaruh mereka di bawah pengawasan resmi, pemerintah berharap dapat mengatur penyebaran penyakit kelamin. Terakhir, pengadaan rumah bordil di garis depan menyingkirkan kebutuhan untuk memberikan ijin istirahat bagi tentara.

Pada tahap awal perang, penguasa Jepang mengambil pelacur melalui cara konvensional. Iklan yang menawarkan pekerjaan sebagai pelacur muncul di koran-koran yang terbit di Jepang dan koloni Jepang di Korea, Manchukuo, dan daratan Tiongkok. Banyak yang menanggapi iklan ini dahulunya merupakan pelacur dan menawarkan jasa mereka sukarela. Yang lainnya dijual oleh keluarga mereka kepada militer karena kesulitan ekonomi.

Namun, sumber ini dengan cepat mengering, terutama dari Jepang. Menteri Urusan Luar Negeri menolak pengeluaran visa perjalanan bagi pelacur Jepang, karena merasa akan mencemari nama Kekaisaran Jepang. Militer kemudian mencari wanita penghibur di luar Jepang, terutama dari Korea dan Tiongkok. Banyak wanita dibohongi dan ditipu untuk bergabung ke rumah bordil militer. Lainnya diculik. Pelacur Jepang yang tetap tinggal di rumah bordil militer sering menjadi karayukisan, atau manajer rumah bordil, menyisakan wanita penghibur non-Jepang menjadi korban pemerkosaan beruntun.

Militer juga mengumpulkan wanita penghibur dari daerah setempat. Di wilayah perkotaan, iklan konvensional melalui orang ketiga digunakan bersama dengan penculikan. Namun, di garis depan, terutama di negara di mana orang ketiga jarang tersedia, militer secara langsung pemimpin lokal untuk menyediakan wanita untuk rumah bordil. Situasi ini menjadi buruk ketika perang berlanjut. Di bawah tekanan usaha perang, militer menjadi tidak bisa menyediakan persediaan yang cukup untuk tentara Jepang; sebagai tanggapan, tentara Jepang meminta atau merampok persediaan dari daerah setempat. Terlebih lagi, ketika orang setempat, terutama Tiongkok, dianggap berbahaya, tentara Jepang mengadakan kebijakan pembersihan, yang termasuk penculikan dan pemerkosaan penduduk setempat.

Menurut wanita penghibur yang masih hidup menggambarkan rumah bordil Jepang tempat yang mengerikan. Wanita dibagi menjadi tiga atau empat kategori, tergantung lamanya pelayanan. Wanita yang paling baru yang lebih tidak mungkin terkena penyakit kelamin ditempatkan di kategori tertinggi. Namun, dengan berjalannya waktu, wanita penghibur diturunkan kategorinya karena kemungkinan terkena penyakit kelamin lebih tinggi. Ketika mereka dianggap terlalu berpenyakit untuk digunakan lebih lanjut, mereka diabaikan. Banyak wanita melaporkan uterus mereka membusuk dari penyakit yang diperoleh oleh ribuan lelaki dalam waktu beberapa tahun.

Ketika usaha perang mengalami kemunduran dan militer mengevakuasikan posisi mereka di Asia Tenggara, wanita penghibur non-Jepang ditinggalkan. Banyak wanita penghibur mati kelaparan di pulau-pulau yang ditinggalkan ribuan mil dari rumah mereka. Beberapa dapat kembali ke tempat asalnya di Korea atau timur laut Tiongkok.



Dari: Wikipedia
Posted by Dvallen at Jumat, Maret 05, 2010
Labels: All Posts, Indonesian Stories
Share This To :
  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • StumbleUpon
  • Digg
  • Delicious
  • LinkedIn
  • Reddit
  • Technorati
« Posting Lebih Baru Posting Lama »

Related Posts

1 comments:

  1. GRzone18/04/12, 12.27

    sunnguh kejam sekali

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Labels

  • Affiliate (1)
  • All Posts (357)
  • Aneh (2)
  • Biografi (7)
  • Bisnis Online (2)
  • Black In News (1)
  • Blogger (44)
  • Click Here (1)
  • Computer (20)
  • Converter (1)
  • Curhat (3)
  • Custom Blog (15)
  • Download (1)
  • Dunia Maya (19)
  • Entrepreneur (5)
  • Events (1)
  • Facebook (13)
  • Forum (1)
  • Foursquare (2)
  • Friendster (1)
  • From friend by email (16)
  • Health (1)
  • Indonesian Punk (5)
  • Indonesian Stories (30)
  • Internasional (26)
  • Internet (13)
  • Iseng (4)
  • Jenaka (2)
  • Kritis Or Kritik (9)
  • link exchanged (2)
  • Lyrics (8)
  • Mp3Download (79)
  • Music (73)
  • Otak Versus Hati (13)
  • Pendidikan (1)
  • People (8)
  • Photoshop (1)
  • Plurk (7)
  • Programming (2)
  • Puisi (3)
  • Reggae (14)
  • Renungan (10)
  • RockSteady (1)
  • SEO (1)
  • Ska (29)
  • SkinHead (4)
  • Social Networking (8)
  • Software (1)
  • Source Code (2)
  • Technorati (1)
  • Template (6)
  • Tokoh (10)
  • Tribute (14)
  • Twitter (2)
  • Wordpress (1)

Popular Posts

  • PHOBIA (macam-macam Phobia)
    PHOBIA Adalah... Secara umum, phobia adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai d...
  • 1 hari tanpa RACUN
    Tidak dapat di pungkiri kalau saya adalah perokok, sejak pemerintah menerbitkan aturan larangan merokok di semua tempat umum mungkin engga a...
  • Sekolah Gratis (MASTER/Masjid Terminal)
    Minggu menjelang sore begitu mendung seperti nya akan turun hujan, sepulangnya aku dari salah satu daerah bilangan di jakarta selatan tak sa...
  • Kumpulan Penghasil uang di internet
    Kumpulan program penghasil uang di Internet saya tuliskan untuk melengkapi artikel sebelumnya cara menghasilkan uang lewat blog. Artikel k...
  • Bisakah Anda hidup tanpa Internet ??
    Dapatkah Anda dapat dengan mudah hidup tanpa Internet? Itu semua tergantung pada apa yang sebenarnya Anda lakukan, tetapi di zaman modern, ...
  • 5 Plugin Forum WordPress
    Awalnya saya bertanya-tanya, kok ada blog WordPress yang di dalamnya ada forum lalu tema yang dipakai pada blog tersebut serupa dengan te...
  • (tanpa judul)
  • Moved Temporarily
    Click Image or Click Here, to go to my new BLOG
  • I'm not a Blogger
    "I do not consider myself a blogger" ...Kapan bisa buat postingan yang berbobot, susunan kalimat yang memang benar-benar bisa di n...
  • Game Online and Cheat
    Game Online and Cheat Game online dan Cheat sepertinya sudah tidak bisa di pisahkan lagi, game memang tidak mengenal batasan usia siapa ...

Followers

Traffic

hit counters

Translate

Sponsor

Follow this blog

Tweet

Blog Archive

 
Back to top!
Toggle Footer
Blogger Template By : MKR | IVYthemes.com