Selain Korea Utara, boleh dibilang Iran adalah negara yang paling membuat sakit kepala bagi AS, terutama sesudah Ahmadinejad yang anti AS menjabat sebagai presiden. Selain ia tidak mengakui pembantaian terhadap orang Yahudi pada masa Perang Dunia II, juga berujar hendak menghapus Israel dari atas bumi, dan bertekad baja harus mengembangkan senjata nuklir dan lain-lain. Bush menggunakan cara keras/hard, Obama menggunakan lunak/soft, akan tetapi Ahmadinejad tak termakan oleh soft maupun hard.
Posisi internasional Iran di Tim-Teng beserta pengaruhnya di situasi kawasan Tim-Teng tak diragukan lagi, namun bagi teritorial AS sendiri, jikalau Iran memprotek dan memberi bantuan dana kepada kelompok teroris anti AS, atau Iran benar-benar meluncurkan peluru kendali nuklir jarak jauh, masih bisakah AS tidur dengan nyenyak?
Mengharap rembulan, mengharap bintang, hanya bisa mengharap seorang presiden Iran dari garis lunak, ini barangkali adalah sesuatu yang indah yang ingin dipikirkan oleh AS pada saat mimpi sekalipun. Akhirnya Iran tiba gilirannya melaksanakan pilpres, masyarakat internasionalpun memberikan atensi besar, meski AS tak jelas bersikap, namun dalam hatinya tentu berharap Ahmadinejad dapat dikalahkan.
Kali ini voter turnout pilpres Iran mencapai 80%, pada umumnya, di dalam pemilu demokratis, angka voter turnout semakin tinggi, semakin tidak menguntungkan bagi presiden incumbent, selain itu statistik pra dan pasca pilpres telah membuktikan hal semacam ini.
Akan tetapi media pemerintah dan departemen dalam negeri Iran tak lama sesudah pilpres sudah mengumumkan Ahmadinejad terpilih kembali dengan kemenangan yang ternyata sangat menyolok terhadap Moussavi, capres pro AS. Berita tersebut diumumkan pada saat penghitungan suara belum tuntas dilakukan, dan yang lebih menarik dan mengherankan ialah, hasil pemilihan di banyak tempat itu sangat mirip, sama sekali tidak terdapat perbedaan wilayah, juga tiada perbedaan dalam masalah kesukuan - kepercayaan dan penyebaran populasi, sangat mungkin telah terjadi kecurangan.
Masyarakat Iran mencurigai hasil pilpres, ratusan ribu massa melakukan demo besar-besaran yang berlangsung di jalanan ibu kota Teheran, suasana bentrokan dan kekerasan diliput secara luas oleh berbagai media besar dengan reportase, foto, audio-video, teks yang nyaris berderap langkah sama.
Pemerintah Ahmadinejad menyadari harus dilakukan pemblokiran informasi, untuk mengurangi pemahaman internasional terhadap situasi Iran yang sesungguhnya, maka mereka mulai menangkapi kaum oposisi dan wartawan media serta melarang reporter asing memotret apapun, melakukan report apapun, menutup website, menyensor internet, memfilter berita apapun yang bisa bocor keluar negeri bahkan dunia network para perwira militer.
Menghadapi hal tersebut, sepertinya AS kehilangan akal. Pada 16 Juni Obama menyatakan, AS sulit menyimpulkan tentang pilpres Iran. Ia menekankan: “Harus rakyat Iran sendiri yang memutuskan siapa yang berhak menjadi presiden mereka”.
Obama mengakui: “Kami tidak memiliki pengamat di sana, di lokasi kejadianpun tidak nampak anggota pengamat internasional. Oleh karena itu, saya tidak bisa dengan pasti mengatakan di dalam pilpres Iran sebenarnya telah terjadi hal apakah. Tetapi saya bisa mengatakan, kelihatannya sejumlah orang Iran yang penuh harap dan dengan proaktif mengikuti serta dengan sungguh hati mendorong demokratisasi merasakan bahwa mereka telah dikhianati.”
Yang mengherankan ialah, di bawah pemblokiran ketat oleh pemerintah Iran, foto, tulisan, audio-video tentang keadaan Teheran masih saja tanpa henti-hentinya mengalir ke luar negeri, rekaman para polisi bersenjata yang menembaki para siswa terkirim dalam tempo tercepat ke dunia internasional. Ternyata Iran memiliki pahlawan besar di balik layar, yakni Freegate Internet.
Pada 17 Juni, NICHOLAS D. KRISTOF, pengarang kolumnis New York Times mengeluarkan artikel “Terobos Pemblokiran Network!” Disebutkan di dalam artikel tersebut, rezim Iran pada 16 Juni telah melarang media luar meliput biro pemerintahan Iran maka network telah menjadi alat utama dalam pelaporan berita dan saling komunikasi pihak kaum reformis.
Pemerintah Iran telah memblokir banyak website, namun sebuah “Pelampung penyelamat”-rahasia masih senantiasa eksis. Tali penyelamat ini adalah hasil temuan para pakar komputer etnis Tionghoa yang tinggal di AS, yakni anggota Falun Gong – kelompok gerakan spiritual berasal dari kebudayaan kuno Tiongkok yang saat ini masih ditindas oleh rezim totaliter PKT (Partai Komunis Tiongkok). Pada akhir-akhir ini, para pendukung Falun Gong tersebut menjadi harapan terbesar bagi masyarakat Iran yang berupaya mendobrak pemblokiran network oleh pemerintah.
Disebutkan di dalam artikel itu, ini adalah serangkaian software pendobrak yang dikelola oleh The Liberty Alliance Network Group yang dimotori oleh para kultivator Falun Gong, pada minggu lalu, penggunaan produk aliansi itu telah meningkat 3 kali lipat, pada hari Rabu (17/6), angka penekanan tombol (Click-through rate or CTR) yang berasal dari Iran mencapai 200 juta, setara dengan 400.000 orang/pengguna.
Pada akhir artikel tersebut dikatakan kepada presiden AS, Mr. Obama, kelak ini adalah sebuah cara efektif nan efisien dalam mendukung rakyat Iran, bersamaan itu juga dalam merobohkan “Tembok Berlin” para diktator abad- 21.
PKT sesudah pada 1999 mulai menindas Falun Gong, PKT telah mulai memblokir network, pakar high-tech dari kalangan pengikut Falun Gong sudah mulai mengembangkan software pendobrak, melalui penelitian selama beberapa tahun dan pelaksanaan terus menerus, telah berhasil menciptakan seperangkat teknik aplikatif pendobrak internet paling mutakhir.
Freegate adalah sebuah produk diantaranya, aplikasi dan instalasinya sangat mudah, sesudah menggunakan Freegate addres email IP di dalam komputer setiap detik otomatis berubah, sehingga sistem penyensoran internet (oleh pihak diktator) tak berdaya dalam melacak sipengguna, dan menggunakan Freegate untuk pengiriman email bisa menjaga rahasia, setelah penggunaanpun tak meninggalkan bekas yang bisa dilacak.
Freegate pada awalnya terutama berbahasa Inggris dan Tionghoa, tetapi kemudian karena penggunaannya telah meluas di berbagai negara otoriter, termasuk Burma/Myanmar dan Iran, Freegate kini sudah memiliki beberapa bahasa dalam penggunaannya.
Tak disangka, berbarengan dengan para pengikut Falun Gong dalam penyajian klarikasi fakta kebenaran kepada masyarakat di Tiongkok, juga masyarakat di dalam negara tirani yang di saat krusial bersejarah sedang memperjuangkan kebebasan, keadilan dan demokrasi memiliki peluang pada saat yang tepat sehingga fakta kebenaran mereka bisa dipahami oleh masyarakat internasional.
Bila dikatakan, perjuangan masyarakat Iran kali ini, sang rezim yang pada akhirnya oleh karena penyiaran fakta telah diusir dari panggung politik. Jika proses demokratisasi Iran memperoleh kemenangan, sedangkan AS pada akhirnya bisa melepaskan dirinya dari ancaman persenjataan nuklir penguasa tiran di Iran, sungguh patut jika kita berterima kasih kepada yang menciptakannya?
Dalam jangka waktu cukup panjang seluruh dunia menerima manfaat dari kekuatan rasa keadilan yang murni dari mereka. Padahal di dalam 10 tahun penindasan keji oleh PKT terhadap mereka sendiri, nyaris tidak memperoleh bantuan dana riil apapun dari pemerintahan internasional.
Pengarang kolumnis dari New York Times ini di dalam hal ini sepertinya nuraninya telah terbuka, di dalam artikel itu ia menyerukan: “Apabila presiden Obama berharap dengan modal minim mendukung gerakan demokrasi, ia seharusnya mendukung sebuah proposal yang dewasa ini diajukan kepada kongres yang dinamakan ‘Inisiatif Kebebasan Internet’, yang di dalamnya termasuk pendanaan teknik pendobrakan pemblokiran internet sejumlah 50.000.000 Yuan.”
Para praktisi Falun Gong bukanlah kultivator yang menuntut keuntungan duniawi, mereka hanya mengharapkan umat manusia di saat bersejarah yang unik ini jangan mau dikelabuhi oleh PKT, bisa membedakan baik dan buruk, menjaga, melindungi nurani dan rasa keadilan manusia, agar diri sendiri memperoleh masa depan yang aman tenteram dan cemerlang.
Hari dimana fakta tiba, seluruh dunia akan sangat berterima kasih.
Posisi internasional Iran di Tim-Teng beserta pengaruhnya di situasi kawasan Tim-Teng tak diragukan lagi, namun bagi teritorial AS sendiri, jikalau Iran memprotek dan memberi bantuan dana kepada kelompok teroris anti AS, atau Iran benar-benar meluncurkan peluru kendali nuklir jarak jauh, masih bisakah AS tidur dengan nyenyak?
Mengharap rembulan, mengharap bintang, hanya bisa mengharap seorang presiden Iran dari garis lunak, ini barangkali adalah sesuatu yang indah yang ingin dipikirkan oleh AS pada saat mimpi sekalipun. Akhirnya Iran tiba gilirannya melaksanakan pilpres, masyarakat internasionalpun memberikan atensi besar, meski AS tak jelas bersikap, namun dalam hatinya tentu berharap Ahmadinejad dapat dikalahkan.
Kali ini voter turnout pilpres Iran mencapai 80%, pada umumnya, di dalam pemilu demokratis, angka voter turnout semakin tinggi, semakin tidak menguntungkan bagi presiden incumbent, selain itu statistik pra dan pasca pilpres telah membuktikan hal semacam ini.
Akan tetapi media pemerintah dan departemen dalam negeri Iran tak lama sesudah pilpres sudah mengumumkan Ahmadinejad terpilih kembali dengan kemenangan yang ternyata sangat menyolok terhadap Moussavi, capres pro AS. Berita tersebut diumumkan pada saat penghitungan suara belum tuntas dilakukan, dan yang lebih menarik dan mengherankan ialah, hasil pemilihan di banyak tempat itu sangat mirip, sama sekali tidak terdapat perbedaan wilayah, juga tiada perbedaan dalam masalah kesukuan - kepercayaan dan penyebaran populasi, sangat mungkin telah terjadi kecurangan.
Masyarakat Iran mencurigai hasil pilpres, ratusan ribu massa melakukan demo besar-besaran yang berlangsung di jalanan ibu kota Teheran, suasana bentrokan dan kekerasan diliput secara luas oleh berbagai media besar dengan reportase, foto, audio-video, teks yang nyaris berderap langkah sama.
Pemerintah Ahmadinejad menyadari harus dilakukan pemblokiran informasi, untuk mengurangi pemahaman internasional terhadap situasi Iran yang sesungguhnya, maka mereka mulai menangkapi kaum oposisi dan wartawan media serta melarang reporter asing memotret apapun, melakukan report apapun, menutup website, menyensor internet, memfilter berita apapun yang bisa bocor keluar negeri bahkan dunia network para perwira militer.
Menghadapi hal tersebut, sepertinya AS kehilangan akal. Pada 16 Juni Obama menyatakan, AS sulit menyimpulkan tentang pilpres Iran. Ia menekankan: “Harus rakyat Iran sendiri yang memutuskan siapa yang berhak menjadi presiden mereka”.
Obama mengakui: “Kami tidak memiliki pengamat di sana, di lokasi kejadianpun tidak nampak anggota pengamat internasional. Oleh karena itu, saya tidak bisa dengan pasti mengatakan di dalam pilpres Iran sebenarnya telah terjadi hal apakah. Tetapi saya bisa mengatakan, kelihatannya sejumlah orang Iran yang penuh harap dan dengan proaktif mengikuti serta dengan sungguh hati mendorong demokratisasi merasakan bahwa mereka telah dikhianati.”
Yang mengherankan ialah, di bawah pemblokiran ketat oleh pemerintah Iran, foto, tulisan, audio-video tentang keadaan Teheran masih saja tanpa henti-hentinya mengalir ke luar negeri, rekaman para polisi bersenjata yang menembaki para siswa terkirim dalam tempo tercepat ke dunia internasional. Ternyata Iran memiliki pahlawan besar di balik layar, yakni Freegate Internet.
Pada 17 Juni, NICHOLAS D. KRISTOF, pengarang kolumnis New York Times mengeluarkan artikel “Terobos Pemblokiran Network!” Disebutkan di dalam artikel tersebut, rezim Iran pada 16 Juni telah melarang media luar meliput biro pemerintahan Iran maka network telah menjadi alat utama dalam pelaporan berita dan saling komunikasi pihak kaum reformis.
Pemerintah Iran telah memblokir banyak website, namun sebuah “Pelampung penyelamat”-rahasia masih senantiasa eksis. Tali penyelamat ini adalah hasil temuan para pakar komputer etnis Tionghoa yang tinggal di AS, yakni anggota Falun Gong – kelompok gerakan spiritual berasal dari kebudayaan kuno Tiongkok yang saat ini masih ditindas oleh rezim totaliter PKT (Partai Komunis Tiongkok). Pada akhir-akhir ini, para pendukung Falun Gong tersebut menjadi harapan terbesar bagi masyarakat Iran yang berupaya mendobrak pemblokiran network oleh pemerintah.
Disebutkan di dalam artikel itu, ini adalah serangkaian software pendobrak yang dikelola oleh The Liberty Alliance Network Group yang dimotori oleh para kultivator Falun Gong, pada minggu lalu, penggunaan produk aliansi itu telah meningkat 3 kali lipat, pada hari Rabu (17/6), angka penekanan tombol (Click-through rate or CTR) yang berasal dari Iran mencapai 200 juta, setara dengan 400.000 orang/pengguna.
Pada akhir artikel tersebut dikatakan kepada presiden AS, Mr. Obama, kelak ini adalah sebuah cara efektif nan efisien dalam mendukung rakyat Iran, bersamaan itu juga dalam merobohkan “Tembok Berlin” para diktator abad- 21.
PKT sesudah pada 1999 mulai menindas Falun Gong, PKT telah mulai memblokir network, pakar high-tech dari kalangan pengikut Falun Gong sudah mulai mengembangkan software pendobrak, melalui penelitian selama beberapa tahun dan pelaksanaan terus menerus, telah berhasil menciptakan seperangkat teknik aplikatif pendobrak internet paling mutakhir.
Freegate adalah sebuah produk diantaranya, aplikasi dan instalasinya sangat mudah, sesudah menggunakan Freegate addres email IP di dalam komputer setiap detik otomatis berubah, sehingga sistem penyensoran internet (oleh pihak diktator) tak berdaya dalam melacak sipengguna, dan menggunakan Freegate untuk pengiriman email bisa menjaga rahasia, setelah penggunaanpun tak meninggalkan bekas yang bisa dilacak.
Freegate pada awalnya terutama berbahasa Inggris dan Tionghoa, tetapi kemudian karena penggunaannya telah meluas di berbagai negara otoriter, termasuk Burma/Myanmar dan Iran, Freegate kini sudah memiliki beberapa bahasa dalam penggunaannya.
Tak disangka, berbarengan dengan para pengikut Falun Gong dalam penyajian klarikasi fakta kebenaran kepada masyarakat di Tiongkok, juga masyarakat di dalam negara tirani yang di saat krusial bersejarah sedang memperjuangkan kebebasan, keadilan dan demokrasi memiliki peluang pada saat yang tepat sehingga fakta kebenaran mereka bisa dipahami oleh masyarakat internasional.
Bila dikatakan, perjuangan masyarakat Iran kali ini, sang rezim yang pada akhirnya oleh karena penyiaran fakta telah diusir dari panggung politik. Jika proses demokratisasi Iran memperoleh kemenangan, sedangkan AS pada akhirnya bisa melepaskan dirinya dari ancaman persenjataan nuklir penguasa tiran di Iran, sungguh patut jika kita berterima kasih kepada yang menciptakannya?
Dalam jangka waktu cukup panjang seluruh dunia menerima manfaat dari kekuatan rasa keadilan yang murni dari mereka. Padahal di dalam 10 tahun penindasan keji oleh PKT terhadap mereka sendiri, nyaris tidak memperoleh bantuan dana riil apapun dari pemerintahan internasional.
Pengarang kolumnis dari New York Times ini di dalam hal ini sepertinya nuraninya telah terbuka, di dalam artikel itu ia menyerukan: “Apabila presiden Obama berharap dengan modal minim mendukung gerakan demokrasi, ia seharusnya mendukung sebuah proposal yang dewasa ini diajukan kepada kongres yang dinamakan ‘Inisiatif Kebebasan Internet’, yang di dalamnya termasuk pendanaan teknik pendobrakan pemblokiran internet sejumlah 50.000.000 Yuan.”
Para praktisi Falun Gong bukanlah kultivator yang menuntut keuntungan duniawi, mereka hanya mengharapkan umat manusia di saat bersejarah yang unik ini jangan mau dikelabuhi oleh PKT, bisa membedakan baik dan buruk, menjaga, melindungi nurani dan rasa keadilan manusia, agar diri sendiri memperoleh masa depan yang aman tenteram dan cemerlang.
Hari dimana fakta tiba, seluruh dunia akan sangat berterima kasih.
0 comments:
Posting Komentar